Caving
atau susur goa adalah kegiatan di alam bebas dengan medan berupa goa
dan lingkungan di sekitarnya. Susur goa sendiri bukan merupakan hal yang
asing bagi dunia mahasiswa pecinta alam (mapala), pasalnya hampir
setiap mapala di Indonesia mempunyai divisi ini. Maka tak heran jika
salah satu komunitas penelusur goa yang cukup besar di DIY mengadakan
festival pemetaan goa. Komunitas tersebut adalah ASC ( Acyntyacunyata
Speleological Club).
Komunitas
tersebut mengadakan festival pemetaan goa bukan tanpa alasan. Mereka
melihat potensi yang besar dari kawasan kars yang dimiliki indonesia,
yaitu seluas 154.000 . jumlah tersebut tidak diimbangi dengan jumlah
surveyor goa di Indonesia. ASC berharap dengan adanya festival ini,
jumlah surveyor di Indonesia mampu bertambah sehinga mampu memetakan
goa-goa yang ada di indonesia. Tidak hanya jumlah surveyor yang
bertambah, namun juga disertai dengan kemampuan memetakan goa yang lebih
sesuai dengan standar.
Festival
tersebut bernama Festival Stasiun Nol. Kenapa stasiun nol? Sebab
stasiun nol adalah judul buku tentang pemetaan goa yang sudah banyak
dikenal di indonesia. Sehingga kegiatan yang tercakup di dalamnya juga
tidak jauh-jauh dari pemetaan goa. Banyak hal yang diperlombakan pada
festifal ini, ada kontes pemetaan goa dasar, pemetaan goa 3D, pemetaan
goa tematik dan pemetaan polygon tertutup.
Namun
tahun ini MPA. GHUBATRAS hanya mengirimkan anggotanya untuk mengikuti
kontes pemetaan goa dasar. sebelumnya kami jelaskan terlebih dahulu
tentang apa itu pemetaan goa atau mapping. Pemetaan goa (Mapping) adalah
penggambaran goa pada proyeksi bidang datar dengan skala dan ukuran
tertentu. Memang sudah sewajarnya MPA. GHUBATRAS mengikuti festival
tersebut, sebab secara geografis MPA. GHUBATRAS berada di kawasan kars
selain itu MPA. GHUBATRAS juga dikenal dengan senior-seniornya dengan
lisensi caving yang memadai.
Jadi
pada tanggal 7 Agusutus lalu, tim caving MPA. GHUBATRAS (Amrozi, Dwi
Putri, Hana, dan Wahdiyat) melakukan pengambilan data di goa Rifa’i di
Desa Buluh Baba, Socah. Dengan melalui beberapa tahap perhitungan dan
perlakuan akhirnya jadilah peta seperti di bawah ini:
Goa
rifa’i adalah goa berbentuk horisontal dengan banyak guano (kotoran
kelelawar) di dalamnya. Jadi saat pertama memasuki goa tersebut, kita
sudah disambut dengan bau tidak sedap dari guano. Tim caving MPA.
GHUBATRAS memilih goa Rifa’i karena bentuknya yang berliku. guano dengan
baunya yang menyengat, serangan ratusan kelelawar dan medan yang
mengharuskan merayap saat pengambilan data menjadi tantangannya bagi tim
caving MPA. GHUBATRAS. Namun hal tersebut tidak mengecilkan semangat
tim saat pengambilan data. Butuh waktu dua hari dua malam untuk mengolah
data dan menggambar peta sehingga menjadi peta goa seperti pada gambar
di atas.
Awalnya
tim caving terutama penggambar peta kurang percaya diri dengan peta
yang akan diperlombakan. Pasalnya peta yang dibuat terlalu sederhana.
Namun setelah ada dorongan dari beberapa pihak yang meyakinkan bahwa
peta cukup bagus maka penggambar peta, Wahdiyat pun mendaftarkan
karyanya pada hari terakhir pendaftaran. Wahdiyat beserta tim pun tak
banyak berharap akan mendapatkan nomor di ajang festifal pemetaan goa
terbesar dan pertama kali di Indonesia tersebut Namun tuhan
berkehadak lain. Senin malam, 26 September 2016 panitia Stasiun Nol
Festival menghubungi wahdiyat dan memberitahukan bahwa peta yang
dikirimkanya berhasil menyabet juara dua tingkat nasional. Kaget,
terharu, dan rasa tidak percaya pun bercampur menjadi satu. Lebih -
lebih kompetitor MPA. GHUBATRAS adalah mapala besar dari kampus yang
besar pula cukup membanggakan bahwa MPA. GHUBATRAS dari UTM mampu
bersanding diantara IMPALA UB dan mapala dari RIMPALA IPB.
Alumni
M.P.A GHUBATRAS Abraham Firmansyah, SE Menyampaikan sebagai penggiat
caving serta alumni menyampaikan sangat mengapresiasi hasil yang diraih,
tentu saja ini harus menjadi trigger dalam meningkatkan prestasi dalam
informasi tentang gua serta sebagai pengembangan penelitian serta
pariwisata " penyajian peta yang baik akan membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara tepat dan akurat "
ungkapnya oleh seorang pemegang sertifikasi Instruktur Teknik
Penelusuran Gua, Pemandu Wisata dan ekowisata, Assesor Bidang
Penelusuran Goa dari BNSP serta Sertifikat Penelusuran Goa dari Himpunan
Speleologi Indonesia ( Hikespi ) ini.humasgbt
Kerren. Sukses selalu buat Ghubatras. Semoga semakin jaya dan teruslah untuk mengharumkan nama Madura.
BalasHapus