24 Okt 2016

pengambilan Nomor Induk Anggota Anggota Muda XXVII



 
Salam Lestari...........
Hari pembuktian angkatan XXVII akhirnya tiba juga. Setelah melewati beberapa tahapan, akhirnya hari yang ditunggu datang juga. Yaitu Pengambilan Nomor Induk Anggota. Pengambilan No. NIA itu sendiri yaitu salah satu proses untuk bisa naik tingkat dan bisa menjadi anggota penuh MPA. GHUBATRAS. Pengambilan No.NIA juga memiliki syarat tersendiri, yaitu kita harus mendaki gunung dengan ketinggian diatas 3.000 MDPL. Untuk itu, para anggota muda XXVII memilih gunung arjuno dan welirang yang ketinggiannya diatas 3.000 MDPL. Waktu yang kami butuhkan untuk menaklukkan kedua gunung tersebut selama 6 hari. Di sini, kekompakkan kita sedang diujikan. Watak dan sifat dari masing-masing peserta akan terlihat disini. Mulai dari yang manja, egois, keras, dll. Acara ini juga menghabiskan dana yang tidak sedikit, serta waktu yang lebih banyak dibutuhkan daripada poin-poin sebelumnya. Pengambilan No. NIA diikuti 11 peserta, diantara lain ; Cidomo, Bajai, Otor, Hartop, Molen, Sampan, Troli, Len,
Banser, Getek, dan saya sendiri Cikar. Kita start dari rumah masing-masing pada tanggal 7 Oktober 2016 dan diharuskan untuk karantina peserta dan juga alat. Kita berkumpul di Sekretariat MPA. GHUBATRAS. Hal pertama yang kami lakukan yaitu cek peserta. Jika semua peserta sudah lengkap dilanjutkan cek logistik kelompok dan probadi. Semua barang-barang yang dibutuhkan dikeluarkan dan dipacking di Carrier masing-masing. Untuk packing itu sendiri, kita diajari oleh senior Pindang juga selaku senior SLB dan DP2O. Setelah semua bisa packing dengan baik, dilanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu istirahat, karena acara yang sebenarnya akan dimulai keesokan harinya.
           
Tanggal 8 Oktober 2016, pukul 04.00 kita sudah diharuskan untuk bangun, masak, dan mandi. Kita makan bersama dengan senior yang ada disekret. Setelah itu kita Upacara Pemberangkatan yang dipimpin oleh ketupelnya sendiri, yaitu Cidomo. Ketua Umum yang menjadi pembina serta senior Lodeh juga ikut memberi wejangan kepada kita semua. Dan dilanjutkan dengan foto bersama. Setelah 15 menit selesai upacara, kendaraan pertama yang kita tumpangi datang. Kami naik angkot dari Kampus menuju pelabuhan kamal, dan Len sebagai Sie Transportasi yang mengurus semuanya. Setelah sampai pelabuhan kamal dan membeli tiket, kita tidak langsung berangkat, tetapi kita harus menunggu beberapa senior yang belum sampai. Setelah semua sudah lengkap, kita semua yang berumlah 15 orang, 11 peserta dan 4 senior pengantar (senior Raceng, senior Tengu, senior Lemper, dan senior Kirun) berangkat menuju kapal. Perjalanan dari Kamal menuju Perak-Surabaya dengan menggunakan kapal memakan waktu kurang lebih 1 jam. Setelah sampai Perak, kita langsung menuju Bis jurusan terminal Bungurasih, perjalan ini memakan waktu kurang lebih setengah jam. Sesampainya di terminal Bungurasih kita tidak langsung mendapat, disana kita juga bertemu dengan senior Kobul, senior Kroco, dan Mbak Omen. Kita menunggu sekitar 15 menit sampai Sie Transportasi memanggil kita untuk naik kedalam Bis. Tetapi yang terjadi adalah, banyak dari kami yang tidak mendapat tempat duduk dan diharuskan berdiri. Bis meluncur dengan cepat hingga sampai di Purwosari-Malang. Kita turun dijalan dengan keadaan hujan deras, dan diharuskan meneduh di warung. Sembari menunggu sie Transportasi mencari angkutan umum, kita istirahat sejenak. Angkutan yang diharapkan sudah datang, kita semua nai, dan langsung menuju tempat yang dituju, yaitu pos perijinan pendakian Arjuno-Welirang jalur Purwosari. Disana kita juga menunggu hujan reda. Sembari menunggu hujan reda, kita istirahat, ada juga yang ibadah. Setelah hujan reda, sebelum berangkat kita foto bersama menggunakan bendera dan juga banner didepan pos perijinan dahulu. Kita memulai perjalanan dengan bacaan bassmalah, semoga diperjalanan ini, kita mendapatkan keselamatan dan dilancarkan pendakiannya. Kita Start dari pos perijinan menuju pos 1, di pos 1 ini kita camp 1 malam, saat sampai kita langsung membuat camp dan langsung masak, sementara kelompok 1 (Bajai, Cikar, Troli, Len, Hartop) langsung melaksanakan aplikasi Ekologi dengan ditemani senior Tengu selaku PJ Konservasi sekaligus senior pengantar. Setelah selesai Ekologi, kami kembali ke tampat camp dan membantu yang belum selesai, seperti memasak, dan memasang bendera. Setelah masakan yang dimasak matang, kita langsung makan dan dilanjutkan evaluasi dan brifing untuk hari itu. Alhamdulillah, kegiatan hari pertama berjalan lancar, dan kegiatan ditutup dengan istirahat.
            Hari kedua, Minggu, 9 Oktober 2016. Kita bangun dan langsung senam pagi, setelah itu dilanjutkan masak dan packing. Setelah semua selesai kita bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Hari ini kita full tracking. Kita start di pos 1 dan akan berhenti di pos 7. Memang tidak mudah perjalanan yang kita lalui, pasti ada saja yang trouble termasuk saya sendiri. Diperjalanan ini, sie Kesehatan sangat berperan penting yaitu Getek dan Hartop. Mulai dari yang Kram, kelelahan, dan lain sebagainya. Kita melewati 5 pos sebelum sampai di pos 7. Dipos 2, kita diberi cokelat oleh sie Konsumsi yaitu Banser. Di pos 3 perjalanan lumayan lancar. Dari pos 3 ke 4 jaraknya sangat dekat hanya membutuhkan waktu 15 menit. Di pos 4, kita istirahat sejenak. Di pos 5 kita istirahat untuk makan siang, dan kelompok 2 (Otor, Getek, Molen, Sampan, Banser, Cidomo) melakukan aplikasi Ekologi dan yang lainnya menyiapkan makan siang. Menuju pos 6 kita harus melanjutkan perjalanan dengan menaiki tangga. Saat akan menuju pos 7, kita dihadang hujan deras, dengan menggunakan ponco kita terus melangkah, kepeleset itu sudah menjadi pemandangan yang biasa. Sampai di pos 7 yaitu Jawa Dipa, kita diharuskan langsung mendirikan tenda dikarenakan cuaca yang semakin memburuk. Kita bermalam di pos 7 dengan keadaan badai. Angin kencang yang menyerang mengharuskan kita semua berdiam dan istirahat di tenda masing-masing. Baju yang kami gunakan juga basah semua. untuk malam harinya jadwal untuk makan, evaluasi dan brifing ditiadakan. Kami semua total istirahat didalam tenda. Hari kedua pendakian ditutup dengan badai.
            Hari ketiga, Senin, 10 Oktober 2016. Setelah bangun, kita semua memulai aktivitas dengan menjemur pakaian.meskipun waktu hanya sedikit, tapi lumayan untuk pengeringan baju. Kita memasak bersama-sama. Setelah makan, kita packing dan persiapan tracking lagi. Kita tinggal menuju puncak. Ditengah perjalanan saat mendekati shelter 2, kita dihadang oleh cuaca yang sama seperti malam sebelumnya, yaitu badai untuk yang kedua kalinya. Kita wajib mendirikan tenda dan berlindung meskipun jadwal untuk istirahat masih lama. Korlap yaitu Bajai langsung mengganti randown, kita akan istirahat langsung dan akan tracking pada malam hari kalau cuaca memungkinkan. Tetapi apa mau dikata, semakin malam cuaca semakin memburuk. Jadi jadwal tracking malam resmi dibatalkan. Kita tracking menuju puncak pada pagi hari, seperti biasanya. Untuk menuju puncak, sebenarnya tracknya sudah melelahkan. Kita harus melewati 2 bukit sebelum melipir menuju puncak. Sebelum menuju kita masih bisa menikmati pemandangan kota malang dan bunga edelweis yang wangi. Setelah melewati track yang berat dan kabut yang menemani perjalanan, kita akhirnya sampai pada puncak Ogal-Agil gunung Arjuno. Kita langsung menyiapkan bendera dan banner dan Upacara. Setelah itu, kita upacara. 1 gunung akhirnya sudah kita taklukkan,dan perjalanan kurang setengah lagi. Ketika semuanya sudah terlaksana, kita langung turun melalui jalur Tretes. Kita juga melewati makam di jalur ini. Kita turun melalui jalur gunung Welirang. Saat turun, kita istirahat di watu gede, dan makan di Lembah Kidang. Di Lembah Kidang ini, kelompok 1 melakukan aplikasi Ekologi untuk yang kedua kalinya. Kita tracking malam, melewati Pondokan penambang belerang, dan istirahat sejenak di kop-kopan. Meskipun kondisi sudah diluar batas, kita langsung turun ke bawah. Track yang kita lalui murni jalur makadam, dengan kondisi hujan, kita melewati satu persatu bebatuan makadam hingga sampai di bawah tempat kami camp. Sesampai disana, kita langsung membuat camp dan istirahat. Perjalanan hari ketiga, kami tutup dengan Lelah.
Hari selanjutnya, Saat kita sudah bersiap-siap untuk ke pos perijinan gunung Welirang kita mendapat kabar bahwa gunung yang dikelola oleh Tahura R. Soerjo ditutup dengan alasan cuaca. Setelah kita berembuk kita memutuskan untuk pulang. Karena semuanya sudah putus asa, sudah lelah. Diklatsar juga sudah menyerahkan semua keputusan ditangan kita. Akhirnya keputusan sudah kita dapat, dan kita turun ke pos perijinan. Sampai di pos perijinan kita masak dan makan. Ketupel segera menghubungi Ketua Umum dengan keputusan ini. Tetapi, Ketum tidak mengijinkan kalau pulang sebelum waktunya. Pak tum memberi memberi opsi dengan mengganti gunung, yaitu dengan menggantinya dengan gunung penanggungan dengan jalur Tamiajeng dan pulangnya lewat jalur Jolotundo. Karena waktu sudah mepet, akhirnya kita menyepakatinya. Kita berangkat dari Tretes menuju Tamiajeng menggunakan angkutan. 11 orang peserta dan 5 senior pengantar yaitu Senior Raceng, senior Kirun, Senior Tengu, senior Pindang, dan senior Kentay. Setelah mengurus perijinan, kita presentasi proposal dadakan mengani rencana kedua ini. Korlap langsung mengganti randown secara keseluruhan. Setelah proses administrasi dadakan sudah beres, kita mulai tracking. Target istirahat di pos bayangan gunung Penanggungan. Kita mulai tracking pelan-pelan karena kondisi Molen sudah mulai melemas, dan di pos 3 dia sudah ngedrop. Karena banyak yang menyemangati, akhirnya kita semua bisa melanjutkannya dengan pelan. Kita sampai di pos bayangan tengah malam. Langsung mendirikan tenda dan masak. Dengan cuaca yang hampir sama di gunung Arjuno, kita makan dengan cepat dan langsung dilanjutkan dengan evaluasi dan brifing. Setelah semua jadwal sudah terlaksana, kita semua istirahat. Hari ini, kita tutup dengan mulai bernafas lega karena perjalanan tinggal besok.
Keesokan harinya, kita bangun dan packing dengan cepat, dilanjutkan dengan masak-makan. Setelah itu, kita mulai mendaki dari pos bayangan menuju puncak. Perjalanan tinggal sedikit lagi. Hingga semua tiba dipuncak baru kita bisa bernafas lega semuanya. Kita upacara dengan ditemani kabut pagi hari. 11 orang bisa melewati semua ini dengan kendala yang bisa dilewati juga. Lelah? Jangan tanya. Emosi? Jangan diragukan. Tangis? Jujur, ini bukan tangisan buaya. Semuanya mengeluarkan air mata, termasuk untuk senior pengantar juga. Termasuk saya, yang termasuk orang yang cengeng. Kita juga menjalani prosesi potong rambut yang langsung dipegang DP2O. Setelah semuanya selesai, kita turun lewat jalur Jolotundo. Tidak sesuai bayangan. Ini jalur entah apa namanya. Jauh, sulit, berat. Kaluh kesah selama perjalanan sudah pasti ada. Termasuk dari senior pengantarnya. Kita tiba di pos perijinan Jolotundo pada sore hari. Langsung mandi, bersih-bersih, dan pulang. Kita pulang naik angkutan umum dan langsung menuju Terminal Bungurasih. Diterminal Bungurasih kita tidak langsung mendapat karena waktu yang sudah malam. Sampai kita dapat bis tetapi tidak ada yang kebagian tempat duduk. Ada yang berdiri separuh perjalanan, ada yang berdiri hingga pelabuhan perak. Sesampainya dipelabuhan perak, kita langsung membeli tiket dan menunggu kapal, untungnya kita masih mendapat kapal terakhir. Istirahat sejenak dikapal dan langsung turun sesampainya di Kamal. Kita sedikit mendapat kendala saat menghubungi supir angkot, karena waktu sudah malam. Akhirnya kita mendapat angkot terakhir dan langsung menuju pertigaan kampus. Kita langsung turun dan menggunakan baju diklatsar. Kita dijemput oleh senior Lumpur dan senior Raporap. Entah apa kejadian selanjutnya. Segala pikiran positif kita penuhi otak kita, kita usir pikiran negatif. Kita berjalan dari pertigaan kampus menuju Sekretariat MPA. GHUBATRAS.
Untuk saudaraku, seperjuangan. Terima kasih untuk 6 hari ini. 6 hari yang penuh dengan rasa. Mulai dari senang, sedih, tawa, tangis, keluhan, kesakitan. Terima kasih, sudah segan melewati 2 badai digunung. Menurut saya kita sudah kompak, memang untuk mempunyai 1 pemikiran untuk bergabung itu susah. Tapi, nyatanya kita bisa kok. Bukan masalah terget, yang terpenting adalah kekompakkan dan kebersamaan bersama kalian. kalian hebat, meskipun banyak sekali perbedaan diantara kita. Tidak penting siapa yang berhasil mendapat NO. NIA pertama, yang penting kita bisa berangkat dan pulang dengan selamat. Sekali lagi TERIMA KASIH BANYAK. Kalian semua LUAR BIASA.
Kalian saudarku, kalian keluargaku
Cidomo, Bajai, Otor, Hartop, Banser, Troli, Len, Molen, Sampan, Getek, Cikar
XXVII MPA. GHUBATRAS
Good luck
#PDD NIA(Cikar)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar